Upacara api unggun merupakan kegiatan yang selalu menjadi ciri khas kemah. Nah, itulah yang kami lakukan pada malam Sabtu, 9 Maret 2024. Kami melakukan upacara api unggun, merefleksikan, dan mendengarkan cerita motivasi dari Kak Dian. Setelah upacara api unggun selesai, kegiatan kami selanjutnya yaitu pencarian ambalan Soegijapranata. Kegiatan ini menjadi yang paling tertantang karena kami harus mencarinya di sekitar tenda-tenda dalam keadaan gelap.
Kami menunggu giliran sangga kami untuk mencari ambalan tersebut karena harus menunggu sangga lain yang sedang mencari. Setelah mendapat giliran, sangga kami langsung bergegas dan anggota kami berpencar untuk mencari ambalan-ambalan yang ada di sekitar tenda. Walaupun dalam keadaan gelap, namun semangat dan keberanian kami tetap menyala untuk mencari ambalan Soegijapranata hingga subuh.
Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 01.30 pagi. Kebetulan sangga kami dipanggil ketiga terakhir, jadi kami cukup lama menunggu untuk akhirnya mencari ambalan. Saat tiba di lokasi kami semua mencari di lapangan dan sekitarnya. Keterbatasan cahaya menjadi tantangan kami dalam mencari lambang ambalan yang terbungkus plastik bening tersebut. Namun, tentunya kami tidak takut dan tetap berusaha mencari. Ada beberapa dari kami yang sudah menemukannya, sehingga diperbolehkan untuk langsung beristirahat. Namun, cukup banyak dari kami yang masih tersisa di lapangan dan terus berusaha mencari.
Di tengah-tengah pencarian tersebut, ada beberapa dari kami yang menyadari kehadiran sosok misterius yang menunduk di dekat pohon. Sosok itu duduk mengenakan hoodie hitam dan terlihat seakan sedang tertidur dengan kepala yang tertunduk. Untuk sementara waktu, perhatian para putri yang sedang mencari tertuju kepada sosok itu. Akhirnya, beberapa dari kami mendekatinya dan berusaha berkomunikasi dengannya. Tidak ada respon yang kami dapatkan. Hingga akhirnya salah satu dari kami memberanikan diri untuk membuka bagian penutup hoodie kepala orang tersebut. Dan di bawahnya masih ada penutup kepalanya lagi. Akhirnya kami pun berusaha mengabaikannya dan fokus kepada tujuan kami lagi. Kehadiran sosok tersebut menjadikan malam kami semakin mencekam sekaligus mengesankan.
Mengingat waktu sudah semakin pagi dan besok kami masih harus bangun pagi, kakak-kakak DKA yang melihat kami kesulitan mencari pun berinisiatif membantu kami menggunakan senter. Ternyata, ambalan-ambalan tersebut juga tersebar di tangga-tangga jalan menuju ke tempat perkemahan kami. Banyak dari kami yang tidak mengeksplor lokasi tersebut karena tidak menyangka akan diletakkan di situ. Ditambah, penerangannya pun sangat minim. Namun, dengan bersama-sama, kami pun berani mengeksplor lokasi tersebut dan akhirnya sebagian besar dari kami berhasil menemukannya di sana. Sekitar pukul 02.30, pencarian pun dihentikan, dan tersisa sekitar 6 putri yang masih berusaha menemukannya.
Penulis:
Ernelita Oktavianne Julianto X8/3
Felice Solagracia Widjaja X8/4
Editor: Evaristus
Tinggalkan Balasan