Menggambar Mandala: Terapi Seni yang Menyegarkan

Mandala, sebuah karya seni yang sarat dengan pola dan simbol geometris, memiliki akar dalam bahasa Sansekerta yang berarti “lingkaran” atau “pusat”. Lebih dari sekadar gambar, mandala membawa makna mendalam dalam praktik spiritual, mewakili perjalanan batin seseorang dari dunia luar ke ke dalam diri.

Dalam budaya Asia, mandala sering digunakan sebagai simbol ritual dan spiritual dalam meditasi dan doa. Melalui representasinya yang kompleks, mandala mencerminkan harmoni alam semesta yang beragam. Tujuan utamanya bukan hanya untuk menciptakan karya visual yang indah, tetapi juga untuk merangsang pikiran dan membantu penyembuhan saat meditasi.

Menggambar mandala tidak hanya sebuah aktivitas kreatif, tetapi juga terbukti memberikan manfaat psikologis. Devina, seorang siswi dari kelas XI B1, menggambarkan pengalamannya yang menenangkan saat mewarnai mandala. Baginya, proses ini menjadi cara untuk relaksasi dan mengekspresikan diri melalui warna-warna yang dipilih dengan teliti. Ketika sebuah karya mandala selesai, rasa puas dan kedamaian hati terasa tak tergantikan.

Seperti kata Monika Zagrobelna, penting untuk melibatkan diri dalam proses tanpa terbebani oleh ekspektasi hasil akhir. Setiap garis dan warna dalam mandala memiliki ritme dan kontrasnya sendiri. Ini bukan tentang baik atau buruk, tetapi tentang merangkul proses dan menikmati setiap langkahnya.

Menggambar mandala bukan hanya seni visual, melainkan juga perjalanan spiritual yang membawa kedamaian dan kepuasan batin. Dengan melibatkan diri dalam aktivitas ini, kita tidak hanya menciptakan karya seni, tetapi juga mengembangkan keseimbangan dalam diri dan menghargai keindahan proses yang terus bergerak dan berkelanjutan.# CahAgs2024


Diterbitkan

dalam

oleh

Tags:

Comments

Satu tanggapan untuk “Menggambar Mandala: Terapi Seni yang Menyegarkan”

  1. Avatar uydu forum

    Thank you for the auspicious writeup It in fact was a amusement account it Look advanced to more added agreeable from you By the way how could we communicate

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *