
Di lereng perbukitan Samigaluh, Yogjakarta, terdapat sebuah desa bernama Kemiriombo, yang menjadi tempat tinggal sementara saya selama beberapa hari. Kedatangan saya disambut hangat oleh keluarga baru, Bapak dan Ibu yang dengan tulus memperlakukan saya seperti anak mereka sendiri. Desa ini terletak jauh dari hiruk-pikuk kota, dengan rumah-rumah yang tersebar berjauhan, menciptakan suasana damai dan tenang seolah-olah setiap keluarga memiliki ruang kecilnya sendiri. Penduduknya ramah dan selalu menyapa dengan senyum lebar, menambah kenyamanan kami di sana.
Setiap pagi, saya disambut pemandangan bukit-bukit hijau yang diselimuti kabut tipis, menciptakan suasana tenang dan sejuk. Namun, untuk mencapai desa ini, dibutuhkan stamina ekstra karena medan jalan yang berkelok, naik, dan turun. Meski perjalanan menantang, udara segar dan keindahan alam membuat setiap langkah terasa ringan.

Di desa ini, saya terlibat dalam berbagai aktivitas harian. Setiap pagi, saya bersama keluarga baru berangkat ke ladang untuk mencabut rumput dan memetik sayuran segar. Suasana kerja penuh canda tawa, membuat aktivitas yang melelahkan terasa ringan. Pada hari kedua, kami melakukan kerja bakti bersama masyarakat sekitar, diakhiri dengan kebersamaan menikmati es krim yang dibelikan Bu Dwi setelah kami membujuknya dengan senyum penuh harap. Pengalaman ini membuat saya menyadari arti kebersamaan dan kerja sama.
Selain itu, saya turut merasakan betapa berharganya air di desa ini. Kami harus mengambil air dari tandon dan menampungnya di bak besar untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Aktivitas ini mengajarkan saya untuk lebih menghargai setiap tetes air, mengingat pentingnya keberlanjutan sumber daya ini.
Saat senja tiba, kami semua berkumpul di dapur sederhana, memasak bersama menggunakan kayu bakar dan bahan-bahan alami. Malam hari diisi dengan doa rosario bersama di gereja, membawa kehangatan kebersamaan yang mendalam, menjadikan kami seperti keluarga yang tak terpisahkan.
Hari-hari yang saya lalui di Kemiri Ombo terasa begitu bermakna. Kesederhanaan, keramahtamahan, dan kedekatan yang terjalin di desa ini memberikan pengalaman tak terlupakan yang mengajarkan arti kebersamaan dan ketulusan.
Penulis: Dewi/XI A1
Editor: Evaristus
Tinggalkan Balasan