
Selasa, 12 November 2024, aula Bangkong dipenuhi oleh antusiasme siswa kelas X yang mengikuti Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema “Gaya Hidup Berkelanjutan.” Acara ini menghadirkan Ibu Ika Yudha Kurniasari, S.KM, dari Komunitas Resik Becik Semarang, yang mengajak para siswa untuk memahami pentingnya pengelolaan sampah plastik demi masa depan lingkungan yang lebih bersih.
Seminar dimulai dengan pemutaran video yang cukup menggugah, menampilkan seorang turis asing yang menyelam di Pantai Nusa Penida dan menemukan banyak sampah plastik berserakan. Tak hanya itu, video juga memperlihatkan apa yang disebut “Pulau Plastik,” sebuah wilayah penuh tumpukan sampah. Pemandangan ini membuat hadirin tersentak, menyadari dampak besar sampah plastik yang kini menjadikan Indonesia negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.
Namun, bukan hanya permasalahan yang diangkat dalam seminar ini. Ibu Ika juga menunjukkan potensi sampah plastik untuk dikreasikan menjadi produk bernilai jual, seperti tas unik, gantungan kunci menarik, topi, dan berbagai kerajinan lainnya. Anak-anak begitu antusias mendengarkan informasi ini, terlebih ketika ditunjukkan contoh kerajinan tangan yang dapat dibuat dari bahan-bahan daur ulang.

Selain itu, peserta juga diajak menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai langkah nyata yang dapat dimulai dari hal sederhana, seperti memilah sampah dengan benar. Ibu Ika juga menjelaskan bahwa pada hari Jumat, Komunitas Resik Becik bisa membagikan sembako yang berasal dari hasil sampah donasi masyarakat. Dengan cara ini, sampah yang biasanya hanya terbuang sia-sia kini bisa bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Dari seminar inspiratif ini, para peserta mendapatkan banyak wawasan praktis. Semangat untuk menjaga kebersihan dan mengurangi sampah plastik terasa semakin kuat, dan semua peserta menyadari bahwa aksi kecil yang konsisten bisa membawa perubahan besar bagi lingkungan kita.
Di akhir seminar, peserta diajak untuk lebih peduli pada bahaya sampah plastik, sambil didorong untuk terus belajar kreatif memanfaatkan sampah menjadi barang bernilai guna. Melalui acara ini, diharapkan para siswa tidak hanya lebih sadar lingkungan, tetapi juga terinspirasi untuk mengembangkan gaya hidup berkelanjutan. “Jadikan sampah sebagai alat perubahan, bukan sekadar tumpukan masalah. Mulailah dari sekarang, mulailah dari diri sendiri.”
Penulis: Fidela Jacqlien Handoyo X-9/06
Editor: Evaristus
Tinggalkan Balasan