
Selama dua hari (10-11 Desember 2024), ruangan yang biasanya sepi dan tenang berubah menjadi panggung bagi ide-ide baru yang mengalir penuh semangat. Setelah ujian sumatif selesai, saya memilih untuk mengikuti workshop bioteknologi pangan, dan di sana, saya diajak masuk ke dalam dunia yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Pada hari pertama, pemateri membuka pembicaraan dengan kisah yang memikat hati. Dunia pertanian yang selama ini bergantung pada hujan dan terik matahari kini menghadapi tantangan besar, iklim yang tak lagi ramah. Namun, bioteknologi pangan, dengan segala keajaibannya, membuka jalan baru. Susu yang biasa kami minum bisa diubah menjadi yoghurt yang lebih sehat, berkat mikroba yang dengan lembut mengubahnya. Bukan hanya soal rasa, tetapi soal bagaimana teknologi bisa memperbaiki kualitas dan memberikan manfaat lebih pada tubuh kami.

Pada hari kedua, kami dibawa lebih dalam lagi. Bioteknologi pangan tidak hanya menjawab soal kualitas, tetapi juga soal kuantitas. Dengan rekayasa genetik, produk pangan bisa dihasilkan lebih banyak, bahkan di tanah yang tampaknya tak subur. Produk seperti sirup parijata dengan kandungan bunga rosela dan gula stevia, atau kerupuk kolang-kaling yang begitu ringan dan renyah, menjadi bukti bahwa bioteknologi bisa menciptakan keajaiban dalam bentuk yang sederhana.
Kami diberi kesempatan untuk mencicipi hasil karya bioteknologi itu sendiri. Setiap suapan seolah membawa saya pada dunia baru. Sirup parijata yang lembut menyentuh lidah, kerupuk kolang-kaling yang renyah meledak di mulut, dan yoghurt yang menyegarkan tubuh. Semua itu adalah hadiah kecil yang diberikan oleh ilmu pengetahuan, sebuah rasa yang tak hanya memanjakan, tetapi juga mengingatkan betapa besar potensi yang ada dalam setiap inovasi.
Tak hanya itu, workshop ini membuka pintu pertemanan antara saya dengan teman berbagai angkatan, tetapi lebih dari sekadar itu, juga membuka pintu-pintu baru dalam hati dan pikiran saya. Tidak hanya pengetahuan yang saya peroleh, namun juga rasa bahwa di dalam setiap pertemuan ada kisah yang tak terungkapkan, ada semangat yang saling menguatkan. Dalam setiap diskusi dan tawa bersama teman-teman baru, saya merasa seolah kami sedang menenun benang-benang harapan, menciptakan jalinan yang tak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga mempererat hubungan kami.

Lebih dari sekadar ilmu tentang bioteknologi pangan yang dipelajari dengan penuh antusias, workshop ini mengajarkan saya tentang kekuatan bersama dalam mengejar impian. Kami datang dari angkatan yang berbeda, tetapi dalam ruangan itu, tak ada jarak, hanya ada gelora yang sama untuk belajar, untuk berbagi, dan untuk tumbuh. Workshop ini, dengan segala materi yang disampaikan, bukan hanya menyentuh akal, tetapi juga menggerakkan hati untuk lebih memahami bahwa pengetahuan tak hanya hadir untuk diri sendiri, tetapi juga untuk berbagi dengan dunia.
Penulis: Fidela Jacqlien Handoyo, X9/06
Editor: Evaristus
Tinggalkan Balasan